Pergumulan butuh penguatan. Atau, biarkan saja si jahat semakin berkecambah dan makzulkan hati nurani?
Rabu, Juni 27, 2007
dari mana datangnya lintah ?
Dari mana datangnya lintah ?
Entahlah.
Sudah sejak lama merubung,
menetek ke sebentang tubuh kita.
Pendekar – pendekar itu berujar,
akan direndamlah durjana penghisap,
ke dalam cecair tembakau…
agar meliuk patah – patah,
kelojot.
Namun, ujar mereka lagi,
lintahnya khan sudah tua,
nazak …,
bangkot.
Tak usahlah direndam lagi.
…………………..
Dari mana pula datangnya cinta…
Ah, kau ini.
jika memang hadirlah ia,
takkan hatiku masih kusam.
Kita pula,
saban ketika berlaga tekak,
hadir – tidak, hadir – tidak,
bagir.
Oh ja,
baru kuingat,
bukankah dahulu cinta lesap,
sempena hadirnya lintah itu?
Maka,
membentanglah lumpur…
nun hingga ke tambak, sawah, tol...
membiaklah engkau lintah,
seruputlah darah kami,
hingga muntah.
Puih!
…………………………………
Ehm. Cuplikan buku rapor anak bukde Pertiwi, sabtu lalu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
(dimuat di Riau Pos Edisi Ahad 22 April 2007) Kalau Anda sampai ke India, sempat melihat Taj Mahal dan mengunjungi makam Akbar, singgah jug...
-
Luahon Damang yang kini dipopulerkan ulang oleh Trio Ambisi adalah sebuah lagu bernuansa kerisauan, namun iramanya rancak, meski tak terl...
-
(dimuat di Riau Pos Edisi Ahad 20 Mei 2007) Diiringi musik khas Jepang yang menyentak-nyentak penuh kejutan di layar mula-mula muncul huru...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar