Rabu, September 26, 2007

Hasutan dalam 'Luahon Damang'

Luahon Damang yang kini dipopulerkan ulang oleh Trio Ambisi adalah sebuah lagu bernuansa kerisauan, namun iramanya rancak, meski tak terlalu menghentak.

Latar belakang lagu ini sepertinya adalah resesi yang menghempaskan nilai tukar rupiah di jaman revolusi (?) dulu, sehingga seorang ayah/ibu meminta anaknya berpikir ulang perihal perkawinan, karena sudah tak cukup duwit untuk menyelenggarakan pesta dan memberi ‘tuhor’ ke pihak perempuan.

Begitupun, dengan agak nakal –ya karena disampaikan melalui irama rancak– ayah/ibu tadi menghasut buah hatinya untuk kawin lari (?) saja. Persoalan pesta adat, nantilah itu. Yakinkan hatimu, akan kami urus kawinmu itu, begitu katanya.

Di rumah, jika lagu ini dimainkan, maka Pho -putraku yang berumur setahun- akan menepuk -nepukkan tangan, mata menyipit, cuping hidung membangir dan bibir melebar ‘tikko’. Aku dan Ditha -yang saat ini di kelas nol kecil– pula, akan saling menautkan jemari, sedikit menekuk badan, menari kesana kemari. Istriku lebih memilih mendampingi Pho. Ikut bertepuk, menampilkan raut teramat sumringah. Kutebak terjemahan Pho akan bahasa tubuh ibunya. “Ya Pho, sedap nian lagu ini. Mari tak henti bertepuk, biarkan papa dan kak ditha menarikan untuk kita.”

Kerap, tombol ‘repeat’ di ‘remote kontrol’ pemutar DVD ditekan, untuk tak henti memainkan lagu yang sama. Begitulah, saking sukanya. Tak bisa kubayangkan proses kreatif yang dialami Nahum Situmorang dalam menuliskan lagu ini. Seorang temanku, lelaki paruh baya yang telah banyak kelana berkisah. Dahulu, jika terlihat Nahum Situmorang dengan suara samar mengetuk-ngetukkan jarinya di meja lapo, maka telah tergubahlah sebuah lagu. Mendengar ceritanya, aku tersenyum.

(LUAHON DAMANG karya: Nahum Situmorang)

Holan na balga do

na hupapungu hepeng na lao pangoli mi

Pungu hian do i, lehonon tu parboru i

Hape madabu ma, saparsappulu nama sian arga na i

Boha roham doli, pikkiri damang ma i

Luahon damang ma

tung boru nise pe taho doli

dang pola sala da, na mangalua pe

na masuk adat do

ianggo utang da, di pudi pe sai na gararon do

pos ma roham doli

na patureon do anggo pangoli mi

i pe luahon ma,

luahon damang ma si boru i doli

i pe luahon ma,

luahon damang ma si boru i

1 komentar:

FerdyFerdot mengatakan...

Jadi ada juga ya kawin lari yang direstui orangtua... huehhehehe.. bagusssss